MAKALAH
EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI DAKWAH MELALUI FACEBOOK DAN PENGARUHNYA TERHADAP MINDSET MAHASISWA MUSLIM DI ERA BUDAYA
SIBER
Disusun untuk memenuhi tugas akhir
mata kuliah Psikologi
Komunikasi
Dosen Pengampu : Nur Muhlasin, S.Psi., M.A.
Oleh :
Chelin Indra Sushmita (121211003)
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITU AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
“Sampaikanlah
walau satu ayat,” secara eksplisit penggalan hadits tersebut menjadi inspirasi
umat Islam untuk berdakwah. Karena sejatinya setiap umat Islam wajib melakukan
syiar Islam kepada keluarga, kelompok bahkan masyarakat luas. Syiar disini
tidak harus selalu dalam bentuk khotbah dan ceramah. Syiar dapat dilakukan
melalui tulisan atau perbuatan seseorang. Oleh karena itu, disadari atau tidak,
setiap muslim telah menjadi da’i secara
faktual.
Pada
abad ke-21 terjadi sindrom globalisasi.[1]Pertama
ditandai dengan masuknya teknologi yang kemudian dilanjutkan pada penggunaan
internet dan berbagai aplikasinya. Facebook
merupakan lanjutan dari arus globalisasi yang menghubungkan seluruh lapisan
masyarakat melalui media sosial dunia maya (cyberspace).
Dunia
maya, khususnya media sosial merupakan kekuatan terbesar pada masa sekarang.
Hal itu dikarenakan setiap harinya telah banyak masyarakat yang bersinggungan
dengannya. Oleh sebab itu, tidak heran jika dalam arus globalisasi innformasi,
dakwah bisa masuk di dalamnnya.
Salah
satu fenomena yang menjadi trend saat ini adalah dakwah melalui facebook. Dakwah yang satu ini dipandang
cukup efektif, mengingat bisa dilakukan di mana saja, kapan saja dan biayanya
pun relatif murah. Selain itu pertumbuhan penggunaan facebook yang cukup signifikan, khususnya di kalangan remaja
(mahasiswa) dirasa cukup efektif digunakan sebagai sarana pembelajaran
sekaligus dakwah kepada mereka.
Yang menjadi tantangan adalah
bagaimana cara admin (da’i) dalam menyampaikan pesan dakwahnya
yang sesuai dengan karakteristik remaja (mahasiswa) saat ini. Dan seberapa efektifkah
status update tersebut memengaruhi mindset remaja (mahasiswa), yang
berimbas pada pola perilaku remaja (mahasiswa) yang diharapkan tidak keluar
dari koridor ajaran Islam.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian dakwah, dan apa saja unsur yang terkandung di dalamnya?
2. Bagaimana
proses terbentuknya mindset?
3. Bagaimana
karakteristik budaya siber?
4. Bagaimana
gambaran umum penggunaan facebook di
kalanganremaja (mahasiswa)?
5. Bagaimana
strategi yang digunakan da’i untuk
berdakwah melalui facebook?
6. Dimana
letak peran dakwah melalui facebook dalam
membentuk mindset remaja (mahasiswa)?
C.
Tujuan
1. Mengetahui
sejauh mana efektivitas penyampaian dakwah melalui facebook.
2. Menjelaskan
gambaran umum dakwah melalui facebook dan
pengauhnya terhadap pembentukan mindset mahasiswa.
3. Menjelaskan
cara berdakwah yang efektif dan sesuai dengan kalangan mahasiswa di era budaya siber.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Dakwah
dan Ruang Lingkupnya
1.
Pengertian
Dakwah
Dakwah
secara etimologis berasal dari bahasa Arab da’a-yad’u
yang berarti memanggil atau menyeru, mengajak atau menngundang. Secara
harfiyah dakwah merupakan mashdar dari
fi’il (kata kerja) da’a dengan arti ajakan, seruan, undangan,
dan panggilan.[2]Warson
Munawir menyebutkan bahwa dakwah berarti memanggil (to call), mengundang (to
invite), mengajak (to summon),
menyeru (to propose), mendorong (to urge), dan memohon (to pray).[3]
Kata
dakwah dan beberapa kata bentukannya dalam
Al Qur’an disebut tidak kurang
dari 213 kali, yang kesemuanya memiliki maknanya tersendiri. Pertama, surat An
Nahl ayat 125, melukiskan tugas Nabi Muhammad beserta sistem pelaksanaannya.
Disimbolkan dengan kata “ud’u” serulah.
Ayat ini juga menjadi landasan dan etika dan eksistensi dakwah Islamiyah. Pada
ayat lain tugas dakwah Islamiyah yang menjadi kewajiban umat Islam disimbolkan
dengan kalimat al-‘amr bil ma’ruf wa
an-nahyu bil munkar.[4]
Kedua,
merujuk pada surat Ali Imron ayat 104, termasuk dalam istilah dakwah al-da’ wa al-da’wa yang artinya penyakit
dan obat. Kata al-da’ dalam
interpretasi Abdul Karim Zaydan merupakan kebodohan (ketidaktahuan) hamba akan
Tuhannya, sedangkan al-dawa’ (obat)
merupakan obat dari penyakit tersebut. Dalam perspektif ini da’i ibarat tabib (dokter) yang mengobati hati dan ruh (jiwa) manusia.[5]
Hal
ini juga berarti media aplikasi dakwah adalah sama dengan media pengobatan yang
dilakukan oleh seorang dokter yang harus mengetahui penyakit pasiennya sebelum ia mengobati. Sama
halnya dengan seorang da’i, yang
harus mengetahui keadaan informasi teknologi sebelum berdakwah agar obat atau
media tersebut tepat bagi mad’u.
Secara
terminologis, para ahli telah banyak mendefinisikannya yang kesemuanya saling
melengkapi. Walaupun dengan susunan redaksi yang berbeda, namun memiliki maksud
dan tujuan yang sama. Berikut adalah definisi dakwah menurut beberapa tokoh :
Menurut
M. Quraish Shihab, dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsafan atau usaha
mengubah situasi yang lebihh baik atau sempurna, baik terhadap pribadi maupun
masyarakat.[6]
Toto Yahya Omar menjelaskan dakwah menurut Islam adalah mengajak
manusia dengan cara yang bijaksana kepada jalan yang benar sesuai peringatan
Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan di dunia dan akherat.
Berdasarkan
pendapat di atas maka dakwah Islam adalah mengajak umat manusia supaya masuk ke dalam jalan Allah
(sistem Islam) secara menyeluruh baik dengan lisan dan tulisan maupun dengan
perbuatan sebagai ikhtiar muslim mewujudkan ajaran Islam menjadi kenyataan
dalam semua segi kkehidupan demi terwujudnya khairuul ummah.[7]
2.
Tujuan
Dakwah
Dakwah
merupakan serangkaian kegiatan atau proses dalam rangka mencapai tujuan
tertentu. Dalam bentuk asalnya dakwah meruupakan aktivitas nubuwwah dalam proses menyampaikan wahyu Allah kepada manusia,
dengan tujuan utamanya berkaitan erat dengan tujuan wahyu (Al Qur’an) bagi
kehidupan umat manusia. [8]
Tujuan
wahyu secara esensial berkaitan erat dengan kehidupan umat manusia. Ia dapat
dijadikan obat penenang bagi jiwa yang resah, sekaligus pedoman hidup sosial
religius yang lengkap bagi kehidupan manusia. Adapun tujuan dakwah pada umumnya
dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Tujuan
umum dakwah
Tujuan
umum dakwah adalah sesuatu yang hendak dicapai dalam seluruh aktivitas dakwah. Ini berarti tujuan dakwah
yang bersifat umum dan utama, dimana seluruh gerak dan prosesnya harus
ditujukan dan diarahkan ke jalan Allah.
Tujuan
utama dakwah adalah nilai-nilai atau hasil akhir yang ingin dicapai atau
diperoleh oleh keseluruhan aktivitas dakwah. Untuk tercapainya tujuan utama
inilah maka semua penyusunan rencana dan tindakan dakwah harus mengarah ke
sana.
b. Tujuan
khusus dakwah
Tujuan
khusus dakwah merupakan tujuan dan penjabaran dari tujuan umum dakwah. Tujuan
ini dimaksudkan agar dalam seluruh pelaksanaan aktivitas dakwah dapat jelas
diketahui ke mana arahnya, ataupun jenis kegiatan apa yang akan dikerjakan,
kepada siapa berdakwah, dengan cara apa, bagaimana, dan sebagainya secara
terperinci. Sehingga tidak terjadi overlapping
anntara juru dakwah yang satu dengan yang lainnya hanya karena masihh umumnya
tujuan yang hendak dicapai.
3.
Unsur-unsur
Dakwah
Unsur
dakwah adalah komponen yang terdapat dalam setiap kegiatan dakwah. Unsur-unsur
tesebut adalah :
a. Da’i (Pendakwah
atau komunikator)
Da’i atau
komunikator adalah orang yang melaksanakan dakwah baik secara lisan, tulisan maupun perbuatan
yang dilakukan baik secara individu, kelompok, maupun melalui suatu organisasi
atau lembaga tertentu. Secara umum kata da’i
ini lebih dikenal dengan sebutan mubaligh
(orang yang menyampaikan ajaran Islam).
Unsur
komunikator merupakan faktor utama, pertama dan menentukan pada sebuah
aktivitas dakwah. Karena komunikator merupkan
pionir untuk menyampaikan materi dakwah kepada mad’u (komunikan). Maka da’i yang
sukses biasanya juga berangkat dari kepiawaiannya dalam memilih kata, mengolah
kalimat, dan menyajikannya dalam kemasan yang menarik.[9]
b. Mad’u (Sasaran
dakwah atau komunikan)
Mad’u adalah
orang yang menjadi sasaran dakwah atau manusia yang menerima pesan dakwah, baik
individu maupun kelompok, baik yang sudah Islam maupun yang belum. Muhammad
Abduh membagi mad’u menjadi tiga
jenis, yaitu:
· Golongan
cerdik cendekiawan yang cinta kebenaran. Mereka adalah orang yang dapat
berpikir secara kritis dan cepat menangkap kebenaran.
· Golongan
awam, yaitu orang kebanyakan yang belum bisa berpikir kritis dan mendalam,
serta belum mampu menangkap pengertian-pengertian yang tinggi.
· Golongan
yang berbeda dengan kedua golongan tersebut.
Mereka adalah orang yang senang membahas
sesuatu tetapi hanya dalam batas tertentu saja, dan tidak mampu
membahasnya secara mendalam.
c. Maddah (Materi
dakwah)
Keseluruhan
materi dakwah pada dasarnya bersumber pada pokok ajaran Islam (Al Qur’an dan
Sunnah Rasul). Tetapi secara konseptual materi dakwah berkaitan dengan tujuan
dakwahnya. Namun secara global materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi
tiga kelompok, yaitu:
· Aqidah
Menurut
Hasan Al Bana aqidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya
oleh hati, mendangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak tercampur
sedikitpun dengan keragu-raguan.
Menurut
Yusuf Al Qardhawi, aqidah Islam
bersifat sempurna karena mampu menginterpretasikan semua masalah besar dalam
wujud ini, tidak pernah membagi manusia diantara dua Tuhan (Tuhan kebaikan dan
Tuhan Kejahatan), bersandar pada akal, hati dan kelengkapan manusia lainnya.[10]
· Syariah
Menurut
Husein Nasr, syariah atau hukum Islam
adalah inti agama Islam sehingga seseorang dapat dikatakan sebagai muslim jika
ia menerima hukum yang ditetapkan dalam syariah sekalipun ia tidak bisa
melaksanakan sepenuhnya.
Menurut
Yusuf Al Qardhawi, kesempurnaan syariah Islam
tampak dalam menghadapi problema dengan segenap penyelesaiannya, memandangnya
dengan sebuah pandangan yang mencakup dan mennyeluruh, berdasarkan tentang
pengetahuan dan kondisi, hakikat, motivasi dan keinginan jiwa manusia, serta
berusaha untuk menghubungkannya dengan nilai-nilai agama.[11]
· Akhlaq
Akhlaq merupakan
buah dari aqidah dan syariah. Secara
mendasar akhlaq erat kaitannya dengan
kejadian manusia yaitu khalliq (pencipta)
dan makhluq (yang diciptakan).
Menurut
Al Ghazali, akhlaq adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang
dapat melahirkan suatu perbuatan yang mudah dilakukan tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan lebih lama.
Dengan
kata lain, akhlaq adalah sifat yang
sudah tertanam dalam jiwa manusia yang mendorong perilaku seseorang dengan mudah sehingga
menjadi kebiasaan. Washilah (Sarana
Dakwah)
Kata
media berasal dari bahasa Latin median yang
merupkan jamak dari medium, yang
berarti perantara. Adapun yang dimaksud media dakwah adalah perantara (sarana)
yang digunakan untuk menyampaikan pesan dakwah.[12]
Pada zaman modern seperti sekarang ini media yg biasa digunakan adalah
televisi, radio, koran, dan internet.
Dalam
memilih media yang akan digunakan, seorang da’i
harus memperhatikan beberapa aspek yang terkandung di dalamnya, antara lain
sebagai berikut:
· Media
yang dipilih sesuai dengan tujuan dakwah yang hendak dicapai.
· Media
yang dipilih sesuai dengan kemampuan sasaran dakwahnya.
· Efektivitas
dan efisiensi harus diperhatikan.
d. Thariqah (Metode
dakwah)
Secara
etimologis, metode berasar dari bahasa Yunani methodos, yaitu jalan atau cara. Jadi, metode dakwah adalah cara
atau jalan untuk mencapai tujuan dakwah yang dilaksanakan secara efektif dan
efisien. Landasan hukum metode dakwah terrtulis dalam Al Qur’an surat An Nahl
ayat 125, adapun kerangka dasar metode dakwah tersebut adalah, bi al hikmah, mauizhoh hasanah, mujadalah.
Pertama,
bi al hikmah menurut Syaikh Nawawi al
Bantani, hikmah adalah dalil-dalil (argumentasi) yang qoth’i dan berfaidah bagi kaidah-kaidah keyakinan. Dengan demikian
dapat diketahui bahwa hikmah, mengajak manusia kepada jalan Allah tidak terbatas pada perkataan, tetapi juga tidak
melakukan sesuatu melebihi ukurannya. Sehingga dapat menempatkan sesuatu sesuai
porsinya.
Kedua,
mauizhoh hasnah atau nasehat yang
baik, maksudnya adalah memberikan nasehat yang baik kepada orang lain dengan
cara yang baik. Yaitu petunjuk ke arah kebaikan dengan bahasa yang baik.
Menurut Ali Musthafa Yakub, ucapan yang berisi nasehat-nasehat baik dan bermanfaat bagi orang lain yang
mendengarkannya, atau argumen-argumen yang memuaskan sehingga pihak pendengar
dapat membenarkan apa yang disampaikan oleh subjek dakwah.[13]
Ketiga
mujadalah (berdiskusi), adalah cara
terakhir yang digunakan untuk berdakwah. Metode ini digunakan untuk orang-orang
yang cara berpikirnya cukup maju dan kritis. Al Qur’an melarang manusia untuk
berselisih pendapat dan diselesaikan dengan jalan berdebat. Yang diperbolehkan
adalah berdiskusi dengan cara yang baik. Sehingga yang diharapkan dari
perdebatan tersebut adalah mencari kebenaran bukan pembenaran.
B.
Proses
Terbentuknya Mindset
Banyak
orang berbicara tentang mindset, namun
sejatinya hanya sedikit dari mereka yang mengetahui makna dari kata tersebut.
Dalam pengertian yang sederhana mindset adalah
pola pikir seseorang yang mendasari perilaku atau tindakannya sehari-hari.
Menurut
pakar teknologi pikiran Adi W. Gunawan dalam bukunya The
Secret of Mindset yang dikutip dari kamus elektronik Encharta menjelaskan
bahwa mindset terdiri atas dua kata,
yaitu mind dan set.
Mind : seat of thought and memory; the center of consciousness that
generates thougts, feelinsg, ideas, and perceptions, and stores knowledge and
memories (sumber pikiran dan memori; pusat kesadaran yang
menghasilkan pikiran, perasaan, ide, dan persepsi, dan menyimpan pengetahuan
dan memori).
Set : a preference for or increased ability in a particular
activity (mendahulukan peningkatan kemampuan dalam suatu
kegiatan).
Condition
of solidity: condition of being solid (keadaan utuh/solid).
Mindset beliefs that affect somebody’s attitude; a set of beliefes or a way of thinking that
determine somebody’s behaviour and outlook (kepercayaan-kepercayaan
yang memengaruhi sifat seseorang; sekumpulan kepercayaan atau suatu cara berpikir
yang menentukan perilaku dan pandangan, sikap dan masa depan seseorang).
A
fixed mental attitude or disposition that predetermines a person’s response to
and interpretation of situatios (sikap mental tertentu
atau watak yang menentukan respon dan pemaknaan seseorang thd situasi).
Dari
definisi di atas, dapat diketahui bahwa mindset
adalah kepercayaann (beliefe),
atau sekumpulan kepercayaan (set of
beliefes) atau cara berpikir yang memengaruhi perilaku (behaviour) dan sikap (attitude) seseorang, yang pada akhirnya
menentukan level keberhasilan hidupnya.[14]
Sementara
itu penulis The Science of Success bernama James Arthur Ray menerangkan mindset
sebagai jumlah total dari keyakinan, nilai-nilai, identitas, ekspektasi, sikap,
kebiasaan, opini, dan pola pikir, tentang diri Anda, orang lain, dan bagaimana
hidup berlangsung. Melalui mindset, Anda menafsirkan (memaknai) apa pun yang
Anda lihat dan Anda alami dalam hidup. Lalu American Heritage Dictionary
menawarkan pengertian mindset sebagai “a
fixed mental attitude or disposition that predetermines a person’s responses to
and interpretation of situation” (suatu sikap mental atau watak yang
menentukan respons seseorang dan pemaknaan atas situasi yang dihadapinya).[15]
Sejatinya
pemahaman akan pola pikir akan menentukan penafsiran kita terhadap situasi
hidup dan mendikte respons yang akan kita berikan terhadap situasi yang ada. Pelajaran
pola pikir akan membantu kaum remaja untuk menyadari bahwa tiap respons yang
diberikannya, dan tiap penafsiran yang digunakannya untuk memahami situasi yang
dihadapinya, adalah hasil pembelajaran di masa lalu. Dengan demikian pola pikir
dapat diperbaiki atau bahkan diubah secara total. Setiap orang bukan hanya bisa
learning, tetapi juga mampu untuk un-learning dan kemudian re-learning. Apa yang sudah dibentuk
bisa dihancurkan dan dibentuk ulang dengan cara tertentu, sepanjang diinginkan
oleh pemilik pola pikir tersebut.Seperti halnya kecerdasan, sesungguhnya pola
pikir bukan perangkat statis yang permanen. Ia merupakan suatu perangkat yang
aktif dan dinamis, jika dimanfaatkan dengan baik.
Berbicara
mengenai pola pikir sangat erat kaitannya dengan sistem komunikasi intrapersonal
atau komunikasi yang terjadi dalam diri pribadi seseorang. Sistem ini
menjelaskan bagaimana orang menerima informasi, mengolahnya, menyimpannya, dan
menghasilkannya kembali. Proses pengolahan informasi ini meliputi sensasi,
persepsi, memori, dan berpikir. Sensasi adalah proses menangkap stimuli.
Persepsi ialah proses memberi makna pada sensasi sehingga manusia memeroleh
pengetahuan baru. Dengan kata lain, persepsi mengubah sensasi menjadi
informasi. Memori adalah proses menyimpan informasi dan memanggilnya kembali.
Dan yang terakhir berpikir adalah
mengolah dan memnipulasi informasi untuk memenuhi kebutuhan atau memberikan
respons.[16]
Setidaknya
ada tiga faktor yang sangat berpengaruh dalam pembentukan mindset seseorang, yaitu:
· Input informasi
Disadari
atau tidak, setiap hari otak menyerap informasi yang ada di sekeliling kita.
Kabanyakan informasi-informasi ini masuk dari apa yang Anda baca dan apa yang
Anda dengar.Informasi tersebut kemudian
diproses dan disimpan dalam memori bawah sadar yang akhirnya membentuk belief (kepercayaan). Orang yang sering
menerima informasi positif akan sangat jauh berbeda dengan mereka yang
senantiasa dihujani oleh info-info negatif. Dan orang sukses punya kebiasaan
untuk menyaring informasi yang masuk kedalam pikirannya.
Misalnya,
Anda sering membaca berita-berita kriminal. Maka secara tidak langsung Anda
menanamkan pada otak Anda bahwa ada banyak orang jahat di sekeliling kita.
Hasilnya, kita menjadi orang yang senantiasa curigaan dan selalu berprasangka
buruk (bedakan curiga dan prasangka buruk dengan sikap waspada).
Sebaliknya
ketika Anda mendengarkan hal-hal positif, misalnya melihat acara Mario Teguh
Golden Ways, maka ini akan membantu Anda untuk selalu berada dalam kerangka
berpikir positif. Dan orang yang selalu berpikir positif, secara tidak langsung
membantu otaknya untuk bekerja maksimal dan ujung-ujungnya memicu kreativitas yang
positif.
· Lingkungan
sekitar
Kebanyakan
pola pikir dipengaruhi oleh lingkungan di sekitar. Sebagai contoh, orang yang
berada di lingkungan orang-orang yang rajin, optimis, sukses dan ulet akan
cenderung terbawa oleh suasananya. Dan ini menjadi suatu kebiasaan hingga
akhirnya otak sadar Anda memindahkan kebiasaan ini menjadi suatu kebiasaan
(program) baru untuk alam bawah sadar. Akhirnya, kerangka berpikir Anda pun
terpengaruh juga menjadi pola pikir yang cenderung positif, begitu pula
sebaliknya.
Selektiflah
dalam bergaul, bukan berarti kita lantas membatasi diri dan memilih teman.
Dalam konteks sekedar berteman dengan tujuan untuk bersosialisasi dengan siapa
saja tidak menjadi persoalan, namun untuk pertemanan yang berkualitas, Anda
bisa memilih mereka-mereka yang memiliki sisi positif untuk dipelajari. Seperti
kata pepatah, bergaul dengan penjual terasi maka kita ikut bau terasi. Bergaul
dengan tukang parfum maka kita ikut terkena bau harumnya.
· Pengalaman
masa lalu
Coba
bayangkan, bagaimana bila seandainya seseorang yang sedang menyetir lebih
sering melihat ke kaca spion daripada melihat ke depan? Resiko tabrakan akan
menjadi lebih tinggi.
Itulah gambaran
ketika kita terlalu memikirkan masa lalu dengan lebih menoleh ke belakang
daripada melihat ke depan. Apalagi jika masa lalu itu cukup kelam, maka
hal itu dapat membingkai pola pikir kita
dengan trauma. Sering kali kenangan masa lalu yang kelam menghambat laju
pertumbuhan kita dalam merangkai masa depan yang penuh dengan kesuksesan.
Mengutipperkataan Mario Teguh; “Masa lalu
tidak akan berpengaruh bagi masa depan Anda. Yang memiliki pengaruh atas
masa depan Anda adalah masa sekarang. Apa yang Anda lakukan saat ini akan
memengaruhi bagaimana kehidupan Anda di masa mendatang.”
Jadi, pola pikir merupakan hasil dari
sebuah proses pembelajaran (learning)
dan karenanya bisa juga diubah (unlearning),
dan dibentuk ulang (relearning). Ada
yang mudah dan ada yang sulit diubah. Ada yang bisa cepat, ada yang perlu waktu
lama. Ada yang bisa kita ubah dengan kesadaran sendiri, ada yang baru berubah
setelah mengalami peristiwa tertentu. Ada pula pola pikir yang bisa kita ubah
dengan bantuan terapis, konselor, dan pihak tertentu yang memang kompeten dalam
soal ini.
Apakah pertanda dari perubahan pola
pikir? Mungkin ini: kita memahami hal yang sama dengan pengertian berbeda; kita
menyadari apa yang semula kita benci ternyata justru seharusnya kita kasihi;
kita tiba-tiba sadar bahwa apa yang tadinya kita yakini benar ternyata
sangatlah keliru; kita melihat diri kita dengan cara yang berbeda dengan
sebelumnya; kita melihat pekerjaan kita dengan cara yang berbeda dengan
sebelumnya; kita melihat dunia yang sama dengan kaca mata yang berbeda. Pola
pikir yang berubah tidak mengubah situasi dan lingkungan di mana kita hidup,
melainkan mengubah diri kita sendiri dari dalam.
C.
Karakteristik
Budaya Siber
Menurut Pierre Levy, 2001, dalam buku Cyberculture, Electronic
Mediations, cyberculture is “ that set of technologies (material and intellectua), practices, attitudes, modes of thought, and values that developed along with the
growth of cyberspace.” Budaya siber, dimaknai sebagai budaya yang lahir dalam praktek interaksi
manusia dengan internet, yang didalamnya mengembangkan teknologi maya, seperti
forum, newsgroup, dan chats.
Senada dengan David Bell cs, 2007, mengartikan cyberculture is“a way of thinking about how people and
digital technologies interact, how we live together.” Bell lebih jelas
menyatakan bahwa budaya siber
sebagai cara berpikir tentang bagaimana orang dan teknologi digital
berinteraksi, bagaimana kita hidup bersama. Kerangka berpikir Bell justru lebih
khusus dimana ruang maya dimanfaatkan antar individu sebagai wadah untuk
membicarakan cara bagaimana mereka memenuhi kebutuhan hidup.
Dari pemahaman cyberculture diatas, dapat diartikan bahwa
budaya siber adalah suatu cara
yang berkembang dan dimiliki oleh individu atau kelompok, dalam memperlakukan
teknologi ruang maya. Komputer sebagai material, menjadi perangkat keras, yang
dimanfaatkan manusia, melalui cara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Setiap
individu terkoneksi satu dengan yang lainnya dalam sebuah jaringan, yang
membentuk sebuah kelompok. Dimana, sejatinya berbagai pikiran saling
bertemu tanpa tubuh ( fisik, diri, dan identitas artifisial ) berlangsung
dengan perantara. Interaksi masyarakat maya dibangun melalui jaringan-jaringan,
yang dalam hubungan komunikasinya terjalin melalui interaksi simbolis.
Dalam dunia siber
atau cyberspace banyak hal serta kondisi yang terbentuk disana. Tak
hanya interaksi sesama manusia, melainkan interaksi manusia dan komputer mereka
masing-masing pun berperan dalam menyukseskan terciptanya sebuah komunitas
bersama dalam dunia siber. Tak hanya interaksi menggunakan surat elektronik
maupun pesan singkat menggunakan sinyal, melainkan telah berkembang luas hingga
tak terbatas hanya oleh satu kondisi. Artinya tiap manusia akan mudah
terkorelasi dengan beragam budaya yang ada.
Perpaduan budaya ini, pada akhirnya menciptakan kesamaan pola
berpikir sehingga walaupun awalnya seseorang belum saling mengenal, namun
seiring waktu proses mengenal pun dapat terbentuk hingga terbentuk sebuah
komunitas atau kelompok. Di sinilah sesungguhnya budaya siber dimulai. Dimana saat tiap orang mengalami kesibukkan dan
terbatas oleh ruang dan waktu, maka mereka lebih memilih dunia siber sebagai tempat mereka berkumpul
dan menjalin pertemanan dengan orang lain secara mudah dan praktis tanpa
terbatas pada ruang dan waktu.
Sesungguhnya, budaya siberini
berawal dari perkembangan dunia siber yang tumbuh pesat dengan mengutamakan
hubungan antara manusia dan komputer. Sebab ketika manusia tak terbiasa
menggunakan komputer dan jarang bermain dalam dunia siber, maka dia pun tak mampu menyatu dengan perkembangan yang
terbentuk dalam dunia siber.
Bila begitu, maka karakteristik dia akan sulit mengikuti karakteristik yang
terbentuk dalam dunia siber. Ia
tak hanya memberi pengaruh pada interaksi kita dengan komputer, namun
memengaruhi cara kita berpikir tentang konsep,
kehidupan, kecerdasan, baik dalam
dunia nyata maupun virtual.
Jelas bahwa budaya siber
ini berusaha menguak pola komunikasi baru yang lebih mengutamakan pada
keterkaitan satu dan lainnya, yang pada dasarnya mereka saling mempengaruhi dan
berusaha bertumbuh bersama dalam sebuah kesamaan pola pikir. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa budaya siber
membentuk sebuah karakteristik tersendiri dengan sejumlah komponen yang
menunjangnya sehingga tanpa disadari, setiap orang yang berkelut di dalamnya
menjadi terpengaruh dan tak jarang mereka pun berupaya mengikuti budaya yang
terdapat dalam dunia siber ini.
Pertumbuhan yang cepat dari cyberculture, sebenarnya terjadi ketika
banyak orang bereksperimen secara kolektif dengan bentuk komunikasi baru.
Internet adalah ruang komunikasi massa dengan saluran banyak individu dan mode,
dimana seseorang dapat berkomunikasi dengan orang lain.
Komunikasi dalam budaya lisan terjadi dimana pesan selalu diterima dalam
konteks dan pada saat itu mereka diproduksi. Namun bentuk komunikasi tertulis,
dipisahkan sebagai konsteks bentuk komunikasi, sehingga fakta bahwa seseorang
bisa membaca pesan yang ditulis, setelah beberapa waktu dan jauh dari tempat
dimana pesan itu ditulis. Kondisi ini dapat memunculkan masalah penafsiran.
Pesan yang melampui batas-batas tempat dan waktu diyakini akan memiliki
ketetapan perubahan tertentu untuk pesan yang dianggap “universal”.
Cyberculture menempatkan sebagai
universal baru yang berbeda dari sebelumnya, dimana budaya dalam konstruksi
dari indeterminateness dari beberapa makna global. Universalitas baru
tidak lagi tergantung pada teks yang dihasilkan sendiri, tetapi pada kepastian
dan kemandirian siginifikasi. Hal inilah yang dibangun dan diperluas oleh pesan
interkoneksi yang menyebar terus menerus
melalui komunikasi visual. Dengan kata lain, bahwa pesan yang disampaikan dalam
cyberculture begitu mudah dan cepat
diposting untuk umum sehingga mereka tetap dapat mengakses dari lokasi manapun
yang terhubung tanpa batas.
D.
Facebook dan Perkembangannya
1.
Asal
Mula Facebook dan Perkembangannya di
Dunia
Facebook, sesuai
dengan namanya adalah sebuah “buku muka.” Sebuah “buku” yang memuat banyak
“muka”para penggunanya dalam foto, gambar. Maupun ilustrasi. Untuk mendukung
fungsi penyimpanan foto-foto tersebut, facebook
menyediakan fitur album untuk mengelompokkan foto-foto yang memiliki
hubungan tertentu yang disesuaikan
dengan selera penggunanya.[17]
Facebook merupakan
situs jejaring sosial yang berkembang setelah friendster yang diperkenalkan pada tahun 2002 oleh Jonathan Abrams.
Mark Zuckerberg adalah orang yang menciptakan facebook, yang diluncurkan pada tahun 2004.
Mark
adalah seorang mahasiswa Harvad University, bersama dua orang temannya, Dustin
Moskovitz dan Chris Hugh ia berusaha memperluas jaringan fcebook. Mereka meninggalkan Harvard dan pindah ke Palo Alto,
California untuk menyewa rumah yang
berfungsi sebagai kantor. Di kantor
tersebut Mark bertemu dengan Peter Thiel (pendiri Paypal), yang menjadi
investor pertama bagi mereka, sehingga
mereka dapat berpindah kantor ke Universitas Aveneu yang diberinama
“Kampus Urban.”
Dari
Kampus Urban tersebut, Mark mulai memperluas wilayahnya. Tercatat pada tahun
2005 sebagian besar wilayah di Amerika Serikat sudah menjadi investornya. Pada
tahun 2006, ia memperluas wilayahnya sampai ke Asia dan menyediakan layanan facebook bagi seluruh pengguna internet.
Sehingga pada tahun-tahun berikutnya facebook
menuai sukses besar.
Dalam
situs facebook terdapat berbagai
macam aplikasi yang dapat dimanfaatkan. Setiap situs jejaring sosial mempunyai
ciri khasnya tersendiri, begitu pula dengan facebook.
Situs ini dirancang sedemikian rupa dengan berbagai macam aplikasi seperti;
foto, video, grup, acara, kiriman (post),
catatan (note), dan lain sebagainya,
dengan tujuan memenuhi kebutuhan para penggunanya.
Dari
beberapa situs jejaring sosial yang ada, dapat dikatakan bahwa facebook adalah rajanya dengan total
penggunanya 1,15 miliyar orang di seluruh dunia. Pengguna aktif harian Facebook
secara global per Juni 2013 lalu mencapai 699 juta orang. Lima negara dengan
pengguna terbanyak berasal dari Amerika Serikat, Brasil, India, Indonesia, dan
Meksiko. Di Indonesia, sebagian besar pengguna internetnya gemar membuka situs facebook ini. Bahkan jumlahnya melebihi
keseluruhan pengguna internet di tahun 2012.
Menurut
pihak facebook yang dilansir oleh
Kompas Tekno (20/09/12), jumlah pengguna facebook
asal Indonesia per harinya sekitar 33 juta orang. Pengguna yang aktif
menggunakan facebook mobile tiap
harinya tercatat sebanyak 55 juta orang. Sementara pengguna aktif bulanan facebook via web di Indonesia mencapa 65
juta orang. Menurut survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
(APJII) tahun lalu, jumlah pengguna dunia maya di Indonesia kurang lebih
sebanyak 63 juta orang.[18]
2.
Penggunaan
Facebook di Kalangan Mahasiswa
Saat
ini teknologi internet dan mobile phone
(telepon genggam) semakin maju yang mengakibatkan media sosial pun ikut tumbuh
dengan pesat. Pengguna media sosial pun
semakin hari semakin berkembang pesat. Media sosial Facebook merupakan media
sosial yang memiliki pengguna terbanyak di dunia saat ini. Pengguna facebook di Indonesia berasal dari
golongan bawah hingga golongan atas. Untuk mengakses facebook bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja dengan
menggunakan sebuah mobile phone.
Kalangan
remaja diketahui merupakan pengguna terbesar media sosial. Saat ini lebih dari
50% akun di media sosial dipegang oleh kalangan remaja. Kalangan remaja yang
menggunakan media sosial terdiri dari golongan siswa dan mahasiswa. Mahasiswa
dalam hal ini memiliki peranan besar dalam perkembangan media sosial saat ini.
Hampir setiap mahasiswa diperkirakan minimal mempunyai satu jenis akun media
sosial bahkan banyak mahasiswa yang mempunyai lebih dari sepuluh jenis akun
media sosial perorangnya. Kalau pun belum mempunyai akun, mahasiswa dengan
mudah bisa membuatnya.
Media
sosial menjadi suatu kebutuhan yang vital dan penting bagi kalangan mahasiswa.
Media sosial bersifat bebas, tanpa aturan, dan tidak terkontrol. Sebagian besar
mahasiswa sering atau pernah menggunakan media sosial yang merugikan diri
sendiri. Penggunaan media sosial yang berlebihan hingga lupa waktu merupakan
salah satu contoh penggunaan media sosial yang merugikan diri sendiri.
Akibatnya, banyak mahasiswa yang menghabiskan waktu untuk menggunakan media
sosial secara mubazir. Waktu yang seharusnya digunakan mahasiswa untuk
mengerjakan pekerjaan lain yang lebih penting menjadi sia-sia sehingga
pekerjaan-pekerjaan yang seharusnya cepat selesai menjadi tertunda. Hal
tersebut tentu menjadi kerugian yang sangat besar bagi mahasiswa sendiri.
Namun jika dimanfaatkan secara benar, ternyata
media sosial juga berguna dalam proses belajar-mengajar. Fitur notes pada facebook dapat digunakan untuk berbagi catatan kuliah. Sebagian
besar himpunan atau perkumpulan mahasiswa telah memiliki akun facebook. Akun tersebut digunakan untuk
berbagi informasi yang terkait dengan kuliah dan pergerakan mereka.
Dewasa
ini banyak pula kalangan mahasiswa yang sudah mengunakan media sosial secara
positif terutama untuk mendukung kegiatan perkuliahannya. Media sosial
digunakan untuk sarana pembelajaran mahasiswa, sarana bertukar pikiran
antarmahasiswa, sarana berdiskusi antarmahasiswa, dan sebagai forum mahasiswa
secara online.
Arus
informasi yang begitu cepat membuat media sosial mempunyai peranan penting
dalam penyebaran informasi saat ini. Saat ini mahasiswa tidak perlu membaca
koran yang terpajang di dinding-dinding kampus atau susah-susah membeli kora di
pedagang koran. Mahasiswa cukup mengakses media sosial melalui internet, maka
semua informasi dan berita terbaru bisa diakses.
Berbagai
artikel atau makalah yang dibagikan melalui media sosial dapat menjadi sarana
pembelajaran bagi mahasiswa. Mahasiswa tidak perlu susah payah pergi ke
perpustakaan, membeli buku, memfotokopi buku, atau meminjam buku. Mahasiswa
dapat mengakses materi perkuliahan melalui media sosial secara tepat.
E.
Pemanfaatan
Facebook sebagai Media Dakwah
1.
Strategi
Dakwah Melalui Facebook
Melihat
banyaknya total pengguna facebook yang
ada saat ini, maka dirasa sangat efektif apabila media ini digunakan sebagai
sarana dakwah. Beberapa aplikasi dari facebook
ini dapat dimannfaatkan sebagai sarana dakwah yang akan menjembatani
kemajuan teknologi dengan proses dakwah. Hal ini juga dimakksudkan agar
masyrakat lebih mengenal syariat Islam
dan tidak menganggap bahwa dakwah hanya berlaku dalam penngajian saja. Sebab
esensi dari dakwah adalah menyeru pada
yang ma’ruf dan mencegah yang munkar.
Halaman
facebook yang mudah untuk update status ini mempermudah untuk
melakukan syiar dakwah. Dalam penelitian ini aplikasi yang digunakan sebagai
media dakwah dalam situs facebook pun
dibatasi, yaitu status, fanpage dan
komentar. Sehingga penelitian ini hanya berfokus pada pengaruh status
update yang diposkan oleh admin
terhadap midset para facebooker yang berasal dari kalangan mahasiswa.
Facebook
cukup efektif untuk meningkatkan iman, termasuk untuk menyampaikan syiar Islam
(dakwah). Hal itu disampaikan pengurus Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII)
Ustadz Adian Husaini dalam ceramah tarawih bertema “Efektifitas Dakwah dengan
Media Jejaring Sosial”di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (9/8/2012).[19]
Media sosial menjadi sarana yang
cukup efektif dalam menyampaikan segala macam informasi khususnya pesan dakwah. Yang perlu ditekankan pada hal
ini adalah bagaimana cara menyajikan esensi teks wahyu dengan bahasa yang mudah
dimengerti dan menyentuh hati
pembacanya. Oleh karena itu, berbicara dengan baik
dan benar perlu diterapkan di media sosial selain diterapkan di dunia nyata.
Budaya berbicara yang santun harusnya tidak hanya terjadi saat tatap muka
tetapi juga melalui perangkat elektronik di dunia maya. Hubungan antar individu
akan menjadi sulit jika individu tersebut tidak santun dalam berbicara. Seseorang
dapat memengaruhi orang lain dengan berbicara. Berbicara yang benar bukan hanya
untuk perbincangan tatap muka, melainkan juga di ruang publik, seperti media
sosial. Jika pikiran dan hati tidak menuntun seseorang untuk santun berbicara,
integritas dan hubungannya dengan sesama akan hancur.
Efektivitas facebook ini dapat dilihat dari bagaimana facebook dapat
menyebar luas di masyarakat, yaitu dengan pertumbuhan 73% pertahun dari total
pengguna facebook di Indonesia.[20]Facebook
merupakan situs jaringan paling populer di kalangan mahasiswa dan karena
memiliki format yang tetap memudahkan bagi para peneliti untuk membandingkan
halaman pengguna.
Situs
ini terintegrasi ke dalam praktek-praktek media harian para penggunanya. Para
pengguna biasa menghabiskan sekitar 20 menit setiap hari di situs ini, dan
dua-pertiga dari pengguna log in
paling tidak sekali sehari.Hal inilah yang kemudian dilirik oleh beberapa orang untuk mulai
mengembangkan facebook sebagai media dakwah.
Selain
itu, facebook merupakan jejaring
sosial yang banyak diminati masyarakat karena mudah, gratis dan aplikatif.
Salah satu aplikasi facebook adalah fan page dan grup. Grup merupakan
gabungan dari individu atau atau
kelompok yang memiliki tujuan yang sama. Sedangkan facebook fan page merupakan aplikasi dari facebook untuk para penggemar sebuah profil, produk atau blog
dimana para penggemar dari fan page
tersebut dapat bergabung dengan mengklik tombol like pada facebook fan page
tersebut. Aplikasi ini juga memungkinkan para pengguna facebook untuk saling terhubung dalam suatu kelompok tertentu.[21]
2.
Profil
FanpageLove’s Motivation
Love’s Motivation adalah
nama sebuah fanpage di facebook yang berisi renungan, inspirasi
dan motivasi Islam yang relevan dengan kaum remaja.Fanpage ini dirilis pada tanggal 05 Agustus 2013, dan sampai saat
ini tak kurang dari 1,025,661 facebooker bergabung
di dalamnya. Status update nya lebih
banyak berbicara tentang percintaan remaja yang Islami ini membuatnya laris
manis menjadi acuan berpikir para remaja. Ini adalah salah satu status yang
dipost di fanpage tersebut:
Al-Qur'an
ini akan menjadi saksi untuk selamanya aku menuntunmu
Sajadah
ini akan menjadi saksi untuk selamanya aku mengarahkanmu
Tetaplah
kau selalu ada untukku
Sampai
aku lemah tak berdaya disampingmu
(Sajadah
Cintaku Untukmu)
Status
update semacam inilah
yang dinilai relevan untuk menyampaikan materi dakwah kepada kalangan remaja.
Bahasanya yang pas dengan mereka akan menjadi daya tarik tersendiri yang akan
berlanjut pada sebuah perenungan pada diri mereka.
F.
Analisis
Efektivitas Dakwah melalui Facebook di
Kalangan Mahasiswa menurut Teori Belajar Sosial
Teori
belajar sosial atau social learning
theory adalah salah satu teori yang berorientasi pada oenguatan (reinforcement) yang dikemukakan oleh
Albert Bandura. Pada permulaan tahun 1960 ia mengajukan suatu versi pendekatan
mengenai behaviorisme yang ada pada awalnya didefinisikan sebagai pendekatan
sosiobehavioristik, yang kemudian disebut dengan teori kognitif sosial.[22]
Teori kognitif sosial kurang
ekstrem apabila dibandingkan dengan behaviorisme Skinner, dan Bandura
memperhatikan masalah kognitif. Walaupun demikian, pendekatan Bandura tetap
behavioristik. Penelitiannya berfokus pada observasi mengenai perilaku manusia
dalam interaksi. Ia tidak menggunakan introspeksi, tetapi menekankan pada peran
penguatan (reinforcement) dalam
memperoleh dan modifikasi perilaku. Sistem Bandura adalah kognitif, respons
perilaku tidak secara otomatis dipicu oleh stimuli eksternal sehingga seperti
robot atau mesin. Reaksi terhadap stimulus itu aktif sendiri (self-activated).
Pendekatan Bandura disebut juga
teori belajar sosial karena mempelajari perilaku yang dibentuk dan berubah
dalam situasi sosial melalui interaksi
dengan orang lain. Menurut salah satu bukunya yang berjudul Social Learning Theory, perilaku
dibentuk melalui model atau observasi. Karena itu, teorinya disebut sebagai teori belajar sosial observasional (observational learning theory), yang
merupakan bentuk pembelajaran asosiatif (assosiative
learning). Penguatan dipandang sebagai respons fasilitator (facilitator respons) karena diperoleh
nilai penguatan yang positif.
Proses Belajar Sosial
Dalam
hal ini, fenomena model merupakan sumber informasi untuk pengamat (observer). Proses belajar observasional
menurut Bandura dilakukan melalui empat tahap, yaitu:
· Attentional
processes atau proses perhatian.
Menurut Kenneth E. Andersen (1972) perhatian adalah
proses mental ketika stimulus atau rangkaian stimulus menjadi menonjol dalam
kesadaran pada saat stimulus lainnya melemah. Perhatian terjadi bila kita
mengonsentrasikan diri pada salah satu alat indera kita, dan mengenyampingkan
masukan-masukan melalui alat indera yang lain. Ada dua faktor yang menimbulkan
atau menentukan perhatian pengamat. Apa yang dipelajari pengamat adalah hal
yang menarik perhatian pengamat, yaitu model yang menjadi stimuli dan
karakteristik pengamat.
Model dapat bervariasi dalam menimbulkan kekuatan
perhatian pengamat dengan kualitas fisik dan sosial. Pengamat lebih suka
terhadap model yang jelas, menonjol, kompleks, dan sifatnya umum. Karakteristik
pengamat juga akan berpengaruh dalam perhatian pengamat terhadap model yang
meliputi kemampuan pengamat, motivasi dan kumpulan persepsi. Perhatian pengamat
akan berkaitan dengan kepercayaan, sikap, nilai, kebiasaan dankebutuhan
pengamat serta kesiapan untuk mengamati model dalam suatu situasi.
Penjelasan
:
Dalam proses komunikasi dakwah melalui facebook ini pembaca akan mengalami fase
sensasi, dimana ia akan dengan cepat merespon informasi dengan alat inderanya.
Proses ini terjadi dengan segera tanpa memerlukan proses penguraian verbal yang
panjang. Sumber informasi ini berasal dari luar diri individu, yang kemudian
diinderai oleh ekseptor (dalam konteks ini ekseptornya adalah mata). Apa saja
yang menyentuh alat indera baik dari dalam maupun luar disebut stimulus.
Menarik atau tidaknya sebuah status update(stimulus) bergantung dari bagaimana komunikator
mengolah pesan dakwahnya dalam bentuk kalimat yang sederhana, namun sarat
makna. Sehingga dapat mencuri perhatian facebooker
untuk membacanya dan terkadang tanpa sadar respon yang diberikan adalah
berupa like atau sekadar menuliskan
kata “amin” dalam kolom komentar. Selanjutnya terkadang admin (pengelola fanpage)
dengan sengaja melakukan re-posting atas
status terdahulu yang dianggap menarik dan sesuai dengan kebutuhan pembaca. Pada
tahap ini pembaca akan mulai mempersepsikan maksud dari posting si admin tersebut.
· Retention
processes atau proses retensi.
Belajar observasional terjadi berdasarkan
kontiguitas. Dua kejadian contiguous yang
diperlukan ialah perhatian pada penampilan model dan penyajian simbolik dari
penampilan itu dalam memori jangka panjang. Bandura menngemukakan bahwa peranan
kata-kata atau bayangan yang kuat dikaitkan dengan kegiatan yang dimodelkan
dalam mempelajari dan mengingat perilaku sangatlah penting.[23]
Penjelasan
:
Materi dakwah yang ditulis (post) akan lama diingat atau ter-memori jika terjadi pengulangan
terbuka. Memori adalah sistem yang sangat berstruktur, yang menyebabkan
organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya
untuk membimbing perilakunya. Secara singkat, memori melewati tiga proses:
perekaman, penyimpanan dan pemanggilan.
Jadi, ketika para facebooker membaca status
update yang ada di fanpage tersebut,
mereka akan merekam dan menyimpannya dalam otak, sehingga ketika suatu saat
terjadi hal yang mirip dengan isi status tersebut
mereka akan melakukan pemanggilan terhadap memorinya dan melakukan seperti isi status tersebut.
· Motor
reproduction processes atau proses reproduksi motor.
Dalam fase ini, bayangan atau kode-kode simbolik
dalam memori membimbing penampilan yang sebenarnya dari perilaku baru yang
diperoleh. Proses perhatian dan retensi berkaitan dengan pengkodean (encoding) dan representasi simbolis
perilaku model. Proses yang ketiga dari model Bandura ini berkaitan dengan
konversi representasi simbolis ke dalam tindakan tampak dengan dua fase.
Fase pertama merupakan fase seleksi respons dalam hal
pola perilaku yang merupakan unit-unit, kemudian diorganisasikan oleh kognisi.
Fase kedua yang merupakan fase proses reproduksi motor ini sama dengan hampiran
suksesif dari Skinner. Ini berarti, pengalaman respons pengamat diseleksi dan
diorganisasikan, pemunculan pertama dari pengamat mungkin akan tidak sesuai
dengan model dan versi simbolis.
Penjelasan
:
Pada fase ini seorang facebooker yang membaca status
update di sebuah fanpage akan
menyeleksi respon yang bagaimana yang akan ia tunjukkan, apakah ia akan
mengomentari status tersebut atauhanya sekedar menyukainya. Dalam proses ini
adanya umpan balik (feedback) amat
sangat penting. Yang dimaksud adalah umpan balik (feedback) yang bersifat memperbaiki untuk membentuk pola perilaku
yang diinginkan. Terkadang umpan balik yang sangat sederhana mempunyai efek
yang sangat kuat terhadap perilaku/tindakan selanjutnya. Bila seorang facebooker telah melihat, membaca,
mengkode dan mengulangi, kemudian mencoba menulis tanggapan dalam sebuah status update yang dikemudian
mendapatkan tanggapan dari admin, maka umpan balik ini tidak hanya dapat
ditujukan pada aspek yang benar, namun juga pandangan yang salah. Secara cepat,
hal ini memberi tahu facebookertentang
respons yang tidak tepat sebelum berkembang menjadi pola pikir yang salah.
Umpan balik yang seperti ini dalam fase reproduksi merupakan suatu variabel
penting dalam perkembangan pola pikir yang dibentuk.
· Reinforcement
and motivational processes atau proses penguatan dan
motivasi.
Fase terakhir dari proses belajar observasional
adalah fase motivasi. Seseorang akan meniru suatu model sebab ia merasa bahwa
dengan berbuat demikian, ia akan meningkatkan kemungkinan untuk memperoleh reinforcement. Dalam sistem Bandura
penguatan merupakan dampak utama pada pengamat performansi rangkaian model.
Peran kritis dari proses penguatan dalam hasil pengamat performansi pencocokan
terletak pada motivasi.
Penjelasan:
Dalam komunikasi dunia maya, khususnya facebook fase motivasi biasanya
ditunjukkan dalam model komentar yang
sederhana, namun berisi sebuah persetujuan seperti menuliskan kata amin, dan
setuju di kolom komentar. Dan efek selanjutnya biasanya adalah dengan
membagikan status update tersebut ke
teman-teman facebook-nya yang lain.
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
Pada dasarnya kegiatan dakwah tidak
harus selamanya berada di sebuah majelis ta’lim yang berisi ceramah-ceramah tentang pahala dan dosa
dengan cara penyampaian yang monoton. Seiring dengan perkembangan zaman dan berkembangnya
teknologi, lahirlah berbagai media yang dapat dikembangkan sebagai sarana
dakwah. Salah satunya adalah facebook, media
ini dipandang efektif digunakan untuk menyampaikan pesan dakwah, khususnya di
kalangan mahasiswa.
Kelebihan yang ditawarkan facebook dalam menyampaikan ppesan dakwah adalah
bisa diakses di mana saja dan kapan saja selama kita tersambung dengan
jaringan internet. Di samping
berbagai kelebihan yang ditawarkan,
berdakwah melalui facebook juga
memiliki tantangan tersendiri, yaitu
bagaimana cara admin mengolah esensi teks wahyu ke dalam bahasa tulis
yang menarik, komunikatif dan sarat makna tanpa mengurangi nilai-nilai religius
yang terkandung di dalamnya. Sehingga tercapailah tujuan dari dakwah, yaitu mengubah pola pikir dan
perilaku ke arah yang lebih baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmad, Amrullah. 1996. Dakwah Islam sebagai Ilmu. Semarang: Fakultas Dakwah IAIN Walisongo
Dahar, Ratna Wilis.
2011. Teori-teori Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Erlangga
Gunawan, Adi W. 2007. The
Secret of Mindset. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Khatib,
Pahlawan Kayo. 2007. Manajemen
Dakwah dari Dakwah Konvensional Menuju Dakwah Profesional. Jakarta: Amzah
Makbuloh, Deden. 2011. Pendidikan Agama Islam (Arah Baru Pengembangan Ilmu dan Kepribadian di Pergurruan Tinggi).
Jakarta: Raja Grafindo Persada
Muis, A. 2001. Komunikasi
Islami. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Munir, Amin Samsul. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah
Rakhmat, Jalaluddin. 2011. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya
Rezky, Muhammad. 2009. Facebook vs Friendster.
Yogyakarta: Conexxi
Sanwar, Aminudin. 1992. Pengantar Ilmu Dakwah.
Semarang: Fakultas Dakwah IAIN Walisongo
Sensa, Muhammad Djarot. 2005. Komunikasi Qur’aniyah. Bandung: Pustaka Islamika
Syahibi, Ridho. 2008. Metodologi Ilmu Dakwah (Kajian Ontologis Dakwah Ikhwan Al Safa).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Syukir, Asmuni. Dasar-dasar
Strategi Dakwah. Surabaya: Al Ikhlas
Wagito, Bimo. 2010. Teori-teori Psikologi Sosial.
Yogyakarta: Andi
Referensi lain:
http://adhimaswijaya.wordpress.com/2010/10/03/apa-itu-mindset/. Diakses 04 Januari 2014
http://tekno.kompas.com/read/2013/09/20/1629066/tiap.hari.33.juta.orang.indonesia.buka.facebook. Diakses pada
02 Januari 2014
http://www.ddhongkong.org/facebook-dan-twitter-efektif-untuk-dakwah/. Diakses pada
02 Januari 2014
http://namikazesan.mywapblog.com/pengertian-fanpage-facebook.xhtml. Diakses pada
02 Januari 2014
[1]A.
Muis, Komunikasi Islami, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001, hal 131
[2]Ridho
Syahibi, Metodologi Ilmu Dakwah (Kajian Ontologis Dakwah Ikhwan Al Safa), Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, hal
42
[3]Amin
Samsul Munir, Ilmu Dakwah, Jakarta: Amzah, 2009, hal 1
[4]
Ibid, 43
[5]
Ibid 44
[6]
Pahlawan Kayo Khatib, Manajemen Dakwah dari Dakwah Konvensional
Menuju Dakwah Profesional, Jakarta: Amzah, 2007, hal 25
[7]
Amrullah Ahmad, Dakwah Islam sebagai Ilmu, Semarang : Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, 1996, hal 25
[8]
Aminudin Sanwar, Pengantar Ilmu Dakwah, Semarang: Fakultas Dakwah IAIN
Walisongo, 1992, hal 49
[9]
Muhammad Djarot Sensa, Komunikasi Qur’aniyah, Bandung:
Pustaka Islamika, 2005 hal 160
[10]
Deden Makbuloh, Pendidikan Agama Islam (Arah Baru Pengembangan Ilmu dan Kepribadian di
Perguruan Tinggi), jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011 hal 86
[11]
Ibid, hal 122-124
[12]
Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah, Surabaya: Al Ikhlas, 1986, hal 17
[13]
Ibid, hal 100
[14]
Adi W. Gunawan, The Secret of Mindset, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007,
hal 13-14
[16]
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011, hal 48
[17]Muhammad
Rezky, Facebook vs Friendster, Yogyakarta: Conexxi, 2009, hal 50
[18]http://tekno.kompas.com/read/2013/09/20/1629066/tiap.hari.33.juta.orang.indonesia.buka.facebook.
Diakses pada 02 Januari 2014
[19]http://www.ddhongkong.org/facebook-dan-twitter-efektif-untuk-dakwah/.
Diakses pada 02 Januari 2014
[20]
Rezky Muhammad, op.cit, hal v
[21]http://namikazesan.mywapblog.com/pengertian-fanpage-facebook.xhtml.
Diakses pada 02 Januari 2014
[22]Bimo Wagito, Teori-teori Psikologi Sosial,
Yogyakarta: Andi, 2010 hal 33
[23]
Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Erlangga, 2011,
hal 24
MAAF SAY NUMPANG PROMO HARGA SPESIAL TERBARU 2015 BERBAGAI MACAN MEREK HENDPHONE>SAMSUNG>BLACKBERRYNOKIA>ASUS>LENOVO>ADVAN>SMARTFREN>OPPO>ACER>TOSHIBA>NIKON>DELL>CANON>XIOMI>DLL TERPERCAYA>100% BEBAS RESIKO BEBAS PENIPUAN (Info Pemesanan)CALL/SMS:085757299675>PIN BBM: (24C4A399) WEB>WWW.NABILA-SAIRA-SHOP.BLOGSPOT.COM
BalasHapusCENTRADIGIMEDIA
BalasHapusCara Mengelola Fanspage Facebook Agar Menghasilkan Uang
Mungkin banyak yang tidak tahu diantaranya bahwa fanspage facebook dapat dijadikan sebagai sarana menghasilkan keuntungan lewat internet. Oleh sebab itu kali ini saya akan membahas tentang cara mengelola fanspage facebook agar dapat menghasilkan uang.
OK langsung saja klik untuk selengkapnya..