Masa transisi dari status siswa menjadi
mahasiswa, adalah masa yang membuat pemikiran para mahasiswa baru dipenuhi rasa
ingin tahu yang besar. Tak sedikit pertanyaan timbul dalam benak mereka mengenai
bangku perkuliahan ini. Karena pada saat duduk di perguruan tinggi banyak hal
yang berbeda dari jenjang pendidikan yang telah ditempuh selama ini.
Tak sama seperti saat SD, SMP, dan SMA, ketika
kuliah kita akan mendapat pelajaran yang lebih akan tanggung jawab, kepedulian,
dan pelajaran tentang menyelesaikan masalah. Semua pelajaran itu hanya bisa
kita dapatkan jika kita mengalaminya dan mau belajar dari kejadian tersebut.
Sayangnya, hanya sedikit mahasiswa yang mampu
memaknai kampus sebagai tempat melatih diri untuk berpikir dan bekerja dalam
basis keilmuan. Serta yang mampu memilih dan memaknai hubungan antar teman
dengan tidak biasa-biasa saja, bergaul di masyarakat, serta berkontribusi bagi kebaikan dirinya dan orang lain pun sedikit jumlahnya.
Hal ini terjadi karena banyak diantara kita
yang kuliah untuk prestise, menjadikan kampus sebagai ajang show jauh
dari nusansa akademis. Kampus bukan catwalk tempat para model
berlenggak-lenggok. Di sini tempat tempat orang-orang yang ingin mengilmui ilmunya.
Kampus bukan mall tempat anak muda nongkrong. Di sini tempat para dosen
mendidik bukan sekedar mengajar apalagi mengumpulkan “recehan” lewat berbagai
proyek dan mengabaikan mahasiswa.
Status sebagai mahasiswa memang membanggakan.
Karena, menurut sebagian besar masyarakat mahasiswa adalah sosok yang serba
bisa, selalu update dengan persoalan yang muncul di masyarakat, serta
merupakan generasi penerus bangsa yang memiliki tingkat intelektualitas tinggi.
Di mana budaya ilmiah telah mendarah daging di kehidupannya. Bahkan status agent
of change yang disandangkan pun menjadikannya lebih terpandang dibandingkan
dengan pemuda yang tidak bergelut dengan bangku perkuliahan.
Di manapun kita kuliah, entah di kampus
terbaik maupun yang biasa, status kita tetaplah mahasiswa. Namun, yang perlu
dipahami adalah mahasiswa bukan hanya sekedar status bagi orang yang duduk di
bangku perkuliahan. Secara mendalam, status mahasiswa adalah sebuah tanggung
jawab besar. Bagi sebagian orang status mahasiswa mungkin merubah kehidupannya.
Status mahasiswa mentansformasikan cara pandang seseorang terhadap masalah
menjadi lebih matang. Selain itu, kata sederhana ini mendorong seseorang untuk
kritis terhadap apa yang terjadi di sekitarnya. Karena itulah, mahasiswa adalah
pemeran utama dalam revolusi yang akan merubah bangsa ini.
Status mahasiswa yang kita sandang tidaklah
ringan. Karena yang kita bawa adalah harapan dari seluruh rakyat Indonesia.
Tentu tidaklah mudah mewujudkan semua harapan tersebut. Namun satu hal yang
pasti bisa kita lakukan adalah belajar. Karena belajar adalah suatu awal tanpa
akhir. Kita akan terus belajar untuk mendapatkan apapun yang kita inginkan.
Belajar dalam konteks ini tidak lantas diartikan dalam makna yang sempit
sebagai seorang mahasiswa tipe study oriented. Belajar memiliki makna
yang luas karena dalam kehiduupan sehari-hari pun kita senantiasa belajar
dengan atau tanpa kita sadari.
Berbagai pandangan mulia tentang mahasiswa
tidak semuanya benar. Lihat saja di berbagai kampus baik negeri maupun swasta, masih banyak mahasiswa yang bersantai ria menikmati
suasana. Mondar-mandir di kampus untuk jual tampang, dan sudah merasa cukup
dengan menjadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah-pulang-kuliah-pulang), serta tidak
peka terhadap lingkungan. Wabah keadaan ini datang dalam berbagai bentuk baik
rasa malas, pengaruh dunia luar maupun sejuta alasan bodoh lainnya. Karena itu
jangan sampai kita terjangkiti wabah mahasiswa “kopong” ini, yang terlihat baik
secara fisik tapi kosong isinya.
Status mahasiswa bagaikan dua sisi mata uang
yang berbeda. Jadi, bukan saatnya lagi mengeluh: Aku bodoh karena ngga bisa
masuk kampus X. Aku bodoh karena hanya bisa kuliah di sini. Mulailah
melebarkan sayap dan mewujudkan cita-cita yang nyata. Karena tak semua insan
muda berkesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang ini. Hal ini
semestinya menjadikan mahasiswa bersemangat dan lebih aktif di kampus serta
lingkungan sosial lainnya. Agar mahasiswa dapat menjadi insan yang kritis namun
tetap humanis yang seyogyanya dapat menjadi penyambung lidah antara masyarakat
dan pemerintah.