Selasa, 01 April 2014

Merangkai Kata



“Menulis itu gampang!,” begitulah kalimat yang sering digembar-gemborkan banyak orang, mulai dari guru SD hingga para penulis ternama. Kesemuanya bertujuan memotivasi kita untuk menyelami dunia tulis-menulis.
Tak salah memang, toh nyatanya di era digital ini banyak orang yang sudah akrab dengan dunia yang satu ini. Seiring berkembangnya teknologi informasi khususnya internet, kini kegiatan menulis menjadi semakin mudah. Banyak situs web yang menawarkan kemudahan untuk mengekspresikan diri melalui tulisan, facebook dan twitter misalnya. Kedua situs ini sangat digandrungi oleh banyak orang karena kemudahan pengaksesannya. Kini, dimanapun dan kapanpun, setiap orang yang memiliki akun di kedua situs ini dapat mengekspresikan dirinya lewat status yang mereka post-kan.
Namun sayangnya, kebanyakan dari mereka hanya sekedar menuliskan hal-hal yang berkaitan dengan perasaan, situasi dan kondisi diri mereka saat itu. Atau bisa juga disebut dengan tulisan recehan, seperti “Aku seneng banget deh hari ini, makasih ya sayang udah ngajak aku jalan2.” Jika menilik kalimat “menulis itu gampang!,” rasanya memang sudah tepat dengan apa yang terjadi dewasa ini seperti contoh di atas, sederhana bukan?
Namun, jika diselami lebih dalam, saya rasa bukan ‘menulis’ seperti itu yang dimaksudkan. Mungkin akan lebih relevan jika kata menulis ini ditujukan untuk suatu kegiatan menuangkan ide atau gagasan tentang suatu hal ke dalam bentuk tulisan, atau biasa dikenal dengan istilah mengarang. Dari kegiatan mengarang inilah akan dihasilkan suatu karangan apik yang berwujud puisi, pantun, cerpen, novel, artikel, dan lain sebagainya.
Menulis tak selamanya berlatar belakang karena hobi, namun bisa juga karena kebiasaan, minat, bahkan mungkin juga warisan. Saya ingat betul pertama kalinya bersentuhan dengan dunia ini. Dunia yang dulunya menurut banyak orang membosankan. Namun tidak bagi saya.
Kegemaran saya membaca dan dorongan dari Ayah saya yang menjadi seorang juru tulis kala itu, membuat saya tertarik dan tertantang untuk menggeluti dunia ini. Saat itu saya masih duduk di bangku kelas 4 SD. Berawal dari adanya majalah dinding kosong di depan kelas, saya mencoba menuliskan puisi dan menempelkannya di sana. Sungguh di luar dugaan, ternyata apa yang saya lakukan mendapatkan sambutan yang baik dari guru dan teman-teman saya. Banyak pujian yang saya dapatkan dari sana. Dan akhirnya saya dipercaya untuk menjadi pimpinan redaksi majalah dinding di sekolah sampai saya lulus dari sana.
Pada saat duduk di bangku SMP, beberapa tulisan saya sempat dimuat di majalah yayasan sekolah. Kemampuan menulis saya semakin terasah ketika saya duduk di bangku Madrasah Aliyah. Saya selalu dipercaya mewakili sekolah untuk mengikuti lomba karya tulis ilmiah (LKTI) mulai tingkat kota Solo hingga provinsi Jawa Tengah. Berbagai prestasi telah banyak saya raih lewat ajang tersebut. Diantaranya, juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah Remaja tingkat SMA se-Soloraya di IAIN Surakarta tahun 2011, juara II Lomba Karya Tulis Remaja tingkat MA dan Pesantren se-Soloraya di UMS 2011&2012, yang paling berkesan adalah juara III Lomba Karya Tulis Ilmiah Remaja POSPEDA Jawa Tengah 2011. Selain aktif mengikuti lomba, saya juga dipercaya menjadi redaktur pelaksana buletin el qudsy yang diterbitkan oleh sekolah.
Bekal lain saya peroleh dari berbagai komunitas yang saya ikuti, seperti komunitas KETIK surakarta dan FLP solo. Tak hanya itu berbagai pelatihan jurnalistik pernah saya ikuti untuk menambah wawasan terkait seluk beluk dunia tulis-menulis.
Hal inilah yang pada akhirnya menjadi pertimbangan untuk memantapkan langkah saya menekuni dunia jurnalistik di kampus tercinta ini. Saat ini saya tengah menikmati aktivitas saya menulis artikel untuk kolom opini. Meskipun belum begitu banyak hasilnya, namun saya tetap menikmati prosesnya. Berbekal sedikit pengalaman yang ada, saya bercita-cita saalah satu tulisan saya bisa terpampang di koran nasional suatu saat nanti. 
Menulis itu gampang, tentunya jika kita sudah memiliki ide dan gambaran tulisan seperti apa yang akan kita buat. Kendala utama untuk memulai sebuah tulisan adalah idenya. Terkadang ide memang tak muncul begitu saja. Sesekali kita perlu berjalan-jalan atau mengunjungi suatu tempat hanya untuk mencari ide. Atau bisa jadi ide itu muncul ketika kita tengah asyik berdiskusi atau sekedar bercengkrama dengan kawan-kawan di teras sambil minum kopi. Dan yang paling sederhana, ide itu ada ketika kita banyak membaca buku atau referensi apapun. Dengan semakin banyak membaca, kita akan semakin banyak tahu dan akan terus merasa ingin tahu tentang berbagai hal.
Akan lebih baik adalah jika kegiatan membaca ini kemudian dilanjutkan dengan menuangkan kembali isi dari bacaan itu. Tentunya akan semakin baik jika kita mencoba memberikan komentar atau tanggapan tentang bacaan sebelumnya yang dituangkan dalam bentuk tulisan.
Sekali lagi ingat, menulis itu gampang, maka segeralah mencobanya. Jangan menundanya lagi, mulailah dengan hal paling sederhana yang ada disekitarmu.Temukan nikmatnya berekspresi lewat tulisan. Bagi yang ingin membaca tulisan saya, silakan klik di http://www.chellyneindra.blogspot.com. Selamat membaca dan selamat berkreasi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar