Pernahkah kita merenung barang sejenak tentang
ketidakjujuran? Ketidakjujuran kepada diri kita sendiri. Pernahkah kita ingin
menyampaikan sesuatu yang menurut keyakinan kita benar, tapi kita tidak cukup
punya nyali?
Pernahkah kita ingin mengingatkan bahkan
mengkritik seseorang yang berbuat salah, tapi kita takut? Dan pernahkah juga
kita punya sedikit keberanian untuk mengkritik diri sendiri? Lalu kenapa kita
takut? Jawabannya bisa beragam. Bisa saja alasannya adalah karena keselamatan. Seperti
dikucilkan, takut dihambat, takut kehilangan teman, takut kehilangan jabatan,
dan lainnya.
Namun, pernahkah kita merasa bersalah kepada diri
sendiri lantaran tidak mau mengikuti kata hati dengan dalih kita tidak berani
mengungkapkan dan menyatakan kebenaran? Sejatinya menyampaikan kebenaran adalah
bentuk dari kepedulian, kasih sayang dan perhatian.
Selama ini banyak orang yang tidak berani
mengungkapkan kebenaran, karena dengan ia berlaku jujur ia akan sengsara. Mengapa
demikian? Tentulah karena tidak semua bentuk kebenaran itu manis. Kebanyakan dari
kita adalah orang yang hanya siap menang dan tidak siap untuk kalah. Maka dari
itu, banyak dari kita yang takut bila kebenaran yang ada tidak sesuai dengan apa
yang kita bayangkan.
Rasulullah pernah berkata, katakanlah yang benar
walaupun itu pahit. Maka sepahit dan seburuk apapun kebenaran itu,
sampaikanlah. Kebenaran punya caranya sendiri untuk mengungkapkan diri. Meski kejujuran
itu pahit dan terkadang membawa pada kesengsaraan, tapi pada akhirnya ia akan
menang dengan caranya sendiri. Karena kejujuran akan selalu menang terhadap kezhaliman.
Kejujuran akan memberikan kebahagiaan
tersendiri, karena dengan sikap jujur seseorang tidak mengalami konflik batin. Orang
yang memiliki kejujuran adalah mereka yang mengetahui kebenaran sebagai sesuatu
yang nyata. Kejujuran itu bagaikan emas yang mahal harganya. Sehingga orang yang
memiliki kejujuran pastilah akan mudah meraih kesuksesan di dunia ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar