“Menulis itu gampang!,” begitulah kalimat yang
sering digembar-gemborkan banyak orang, mulai dari guru SD hingga para penulis
ternama. Kesemuanya bertujuan memotivasi kita untuk menyelami dunia
tulis-menulis.
Tak salah memang, toh nyatanya di era digital
ini banyak orang yang sudah akrab dengan dunia yang satu ini. Seiring
berkembangnya teknologi informasi khususnya internet, kini kegiatan menulis
menjadi semakin mudah. Banyak situs web yang menawarkan kemudahan untuk
mengekspresikan diri melalui tulisan, facebook dan twitter misalnya.
Kedua situs ini sangat digandrungi oleh banyak orang karena kemudahan
pengaksesannya. Kini, dimanapun dan kapanpun, setiap orang yang memiliki akun
di kedua situs ini dapat mengekspresikan dirinya lewat status yang mereka
post-kan.
Namun sayangnya, kebanyakan dari mereka hanya
sekedar menuliskan hal-hal yang berkaitan dengan perasaan, situasi dan kondisi
diri mereka saat itu. Atau bisa juga disebut dengan tulisan recehan, seperti
“Aku seneng banget deh hari ini, makasih ya sayang udah ngajak aku jalan2.”
Jika menilik kalimat “menulis itu gampang!,” rasanya memang sudah tepat dengan
apa yang terjadi dewasa ini seperti contoh di atas, sederhana bukan?
Namun, jika diselami lebih dalam, saya rasa
bukan ‘menulis’ seperti itu yang dimaksudkan. Mungkin akan lebih relevan jika
kata menulis ini ditujukan untuk suatu kegiatan menuangkan ide atau gagasan
tentang suatu hal ke dalam bentuk tulisan, atau biasa dikenal dengan istilah
mengarang. Dari kegiatan mengarang inilah akan dihasilkan suatu karangan apik
yang berwujud puisi, pantun, cerpen, novel, artikel, dan lain sebagainya.
Menulis tak selamanya berlatar belakang karena
hobi, namun bisa juga karena kebiasaan, minat, bahkan mungkin juga warisan.
Saya ingat betul pertama kalinya bersentuhan dengan dunia ini. Dunia yang
dulunya menurut banyak orang membosankan. Namun tidak bagi saya.
Kegemaran saya membaca dan dorongan dari Ayah
saya yang menjadi seorang juru tulis kala itu, membuat saya tertarik dan
tertantang untuk menggeluti dunia ini. Saat itu saya masih duduk di bangku
kelas 4 SD. Berawal dari adanya majalah dinding kosong di depan kelas, saya
mencoba menuliskan puisi dan menempelkannya di sana. Sungguh di luar dugaan,
ternyata apa yang saya lakukan mendapatkan sambutan yang baik dari guru dan
teman-teman saya. Banyak pujian yang saya dapatkan dari sana. Dan akhirnya saya
dipercaya untuk menjadi pimpinan redaksi majalah dinding di sekolah sampai saya
lulus dari sana.
Pada saat duduk di bangku SMP, beberapa
tulisan saya sempat dimuat di majalah yayasan sekolah. Kemampuan menulis saya
semakin terasah ketika saya duduk di bangku Madrasah Aliyah. Saya selalu
dipercaya mewakili sekolah untuk mengikuti lomba karya tulis ilmiah (LKTI)
mulai tingkat kota Solo hingga provinsi Jawa Tengah. Berbagai prestasi telah
banyak saya raih lewat ajang tersebut. Diantaranya, juara I Lomba Karya Tulis
Ilmiah Remaja tingkat SMA se-Soloraya di IAIN Surakarta tahun 2011, juara II
Lomba Karya Tulis Remaja tingkat MA dan Pesantren se-Soloraya di UMS
2011&2012, yang paling berkesan adalah juara III Lomba Karya Tulis Ilmiah
Remaja POSPEDA Jawa Tengah 2011. Selain aktif mengikuti lomba, saya juga
dipercaya menjadi redaktur pelaksana buletin el qudsy yang diterbitkan oleh
sekolah.
Bekal lain saya peroleh dari berbagai
komunitas yang saya ikuti, seperti komunitas KETIK surakarta dan FLP solo. Tak
hanya itu berbagai pelatihan jurnalistik pernah saya ikuti untuk menambah
wawasan terkait seluk beluk dunia tulis-menulis.
Hal inilah yang pada akhirnya menjadi
pertimbangan untuk memantapkan langkah saya menekuni dunia jurnalistik di
kampus tercinta ini. Saat ini saya tengah menikmati aktivitas saya menulis
artikel untuk kolom opini. Meskipun belum begitu banyak hasilnya, namun saya
tetap menikmati prosesnya. Berbekal sedikit pengalaman yang ada, saya
bercita-cita saalah satu tulisan saya bisa terpampang di koran nasional suatu
saat nanti.
Menulis itu gampang, tentunya jika kita sudah
memiliki ide dan gambaran tulisan seperti apa yang akan kita buat. Kendala
utama untuk memulai sebuah tulisan adalah idenya. Terkadang ide memang tak
muncul begitu saja. Sesekali kita perlu berjalan-jalan atau mengunjungi suatu
tempat hanya untuk mencari ide. Atau bisa jadi ide itu muncul ketika kita
tengah asyik berdiskusi atau sekedar bercengkrama dengan kawan-kawan di teras
sambil minum kopi. Dan yang paling sederhana, ide itu ada ketika kita banyak
membaca buku atau referensi apapun. Dengan semakin banyak membaca, kita akan
semakin banyak tahu dan akan terus merasa ingin tahu tentang berbagai hal.
Akan lebih baik adalah jika kegiatan membaca
ini kemudian dilanjutkan dengan menuangkan kembali isi dari bacaan itu.
Tentunya akan semakin baik jika kita mencoba memberikan komentar atau tanggapan
tentang bacaan sebelumnya yang dituangkan dalam bentuk tulisan.
Sekali lagi ingat, menulis itu gampang, maka
segeralah mencobanya. Jangan menundanya lagi, mulailah dengan hal paling
sederhana yang ada disekitarmu.Temukan nikmatnya berekspresi lewat tulisan. Bagi
yang ingin membaca tulisan saya, silakan klik di http://www.chellyneindra.blogspot.com. Selamat membaca dan selamat berkreasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar